Jumat, 25 November 2011

BATU DAN BISIKAN


Pagi itu, seorang pengusaha muda yang baru membeli mobil jaguar yang mengkilap menikmati perjalanannya ke kantor. Dengan kecepatan penuh dipacunya mobil jaguar yang barunya itu.
Sementara, di pinggir jalan tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena melaju terlalu kencang, pengusaha tersebut tidak terlalu memperhatikan anak-anak itu. Tiba-tiba, ia melihat sesuatu yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak melintas. Ternyata sebuah batu yang menimpa jaguar milik pengusaha tersebut. Sisi kanan mobillnya pun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
“Cittt” ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. “Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain” gumam si pengusaha dalam hatinya. Amarahnya memuncak. Ia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat,dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
"Apa yang telah kau lakukan! lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku! Lihat goresan itu” teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu dengan geram dan tampak ingin memukul anak itu.
Sang anak tampak ketakutan dan berusaha meminta maaf.
"Maaf Pak, maaf” kata sang anak.
“Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa” lanjut sang anak . Matanya mulai berkaca-kaca dan tangannya pun bermohon ampun.
"Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti" dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi.
"Itu disana ada kakakku. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah dan sekarang dia sedang kesakitan” tutur sang anak.
Kini anak itu mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku" harap sang anak.
Tak mampu berkata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Lalu segera, diangkatnya anak yang cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. "Terima kasih Pak dan semoga Tuhan membalas perbuatanmu" tutur anak tersebut. Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang terus menatap kepergian anak itu. Matan sang penusaha terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan perlahan menuju Jaguar miliknya. Disusurinya jalan itu dengan lambat sambil merenungkan kejadian yang baru saja dialaminya.
Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan pada mobil jaguar kesayangannya, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat.
"Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave comment here!